source : http://www.femina-online.com/issue/issue_detail.asp?id=138&cid=3&views=77
Diberi tugas sedikit lebih berat saja, Anda sudah cemberut. Hasil kerja dikritik, Anda manyun. Ditegur karena sering terlambat menyerahkan tugas, Anda malah ngomel. Duh… kok, ngambek, sih? Padahal, kalaupun Anda cuek pada atasan dan tak mau menegurnya, belum tentu atasan Anda ngeh, lho. Bahkan, dia tak ingat masalah apa yang membuatnya memarahi Anda. Nah… kalau sudah begitu, percuma saja, tho, Anda ngambek. Jadi, hati-hati, jangan sampai sikap tersebut menghambat karier Anda.
NGAMBEK ITU MERUGIKAN
Barangkali, Anda sendiri pernah mengalami hal itu. Ngambek pada bos dan ngomel-ngomel tidak jelas juntrungan-nya. Tapi, setelah ditelusuri, apakah ‘aksi bisu’ Anda itu membuahkan hasil yang Anda inginkan? Apakah sikap bos jadi lebih lunak terhadap Anda? Apakah bos jadi lebih memerhatikan Anda? Tidak juga, ‘kan?
Sebenarnya, ketika Anda mulai memasuki dunia kerja, sikap mudah ngambek itu sebaiknya ditinggalkan. Karena, sikap itu menunjukkan bahwa Anda tidak dewasa dan belum matang untuk menjadi seorang profesional. Begitulah yang diungkapkan oleh Nining Kristiana, Principal Consultant dari First Asia Consultants.
Dengan sikap ngambek Anda itu, atasan mungkin akan bingung, Anda sebenarnya kenapa, atau kenapa Anda tiba-tiba jadi moody, tanpa alasan yang jelas. Atau, wajah Anda yang terkesan menantang malah akan membuatnya jengkel. Akibatnya, bisa jadi akan timbul niat dalam benak atasan untuk ngerjain Anda. Tugas Anda akan makin berlimpah, hasil kerja Anda pun tak ada yang dinilai baik. Anda juga kan yang rugi?
TAHAN DULU EMOSI ANDA
“Hal penting yang perlu dipelajari adalah menyatakan ketidaksetujuan Anda, tanpa melibatkan emosi. Jauhkan sikap emosional dan tetaplah bertindak profesional,” kata Nining, menyarankan.
Ada baiknya Anda memikirkan terlebih dahulu, apa yang membuat atasan selalu melimpahkan tugas kepada Anda, mengapa Anda yang selalu dipilih, padahal masih banyak rekan kerja Anda yang tidak terlalu sibuk. “Lihatlah dari sisi positifnya. Barangkali, atasan menganggap Anda sebagai orang yang paling kompeten untuk mengerjakan tugas tersebut. Bisa jadi, Anda memiliki keahlian khusus yang tak dimiliki karyawan lain,” kata Nining.
Ada kalanya, saking kesalnya, Anda mungkin keceplosan dan melontarkan kata-kata, yang bahkan membuat Anda sendiri kaget ketika mendengarnya. Jika itu terjadi, Nining menyarankan, Anda segera meminta maaf. Ada dua kemungkinan dari sikap Anda itu: pertama, atasan akan bersikap biasa saja karena sudah memahami karakter Anda, kedua, atasan akan bersikap tegas terhadap Anda. Karena itu, sebelum mengucapkan sesuatu yang mungkin akan membuat Anda kehilangan pekerjaan, lebih baik Anda mempertimbangkannya masak-masak.
TAKE A BREAK!
Jika Anda merasa sangat sumpek dan motivasi kerja lenyap gara-gara kesal pada atasan, Nining menyarankan agar Anda mengambil cuti sesaat. Sebab, ketika Anda membiarkan perasaan Anda terhanyut oleh kekesalan terhadap bos, performa kerja Anda sedikit demi sedikit akan menurun.
Nining memandang, jika Anda ingin mengeluhkan sikap bos, yang menurut Anda mengesalkan, tak ada salahnya Anda bicara pada rekan-rekan yang levelnya sejajar dengan atasan Anda. Bila perusahaan Anda tak terlalu birokratis, Anda bisa mengeluh pada atasan dari atasan Anda. Namun, risikonya, atasan Anda akan merasa sakit hati karena merasa diadukan oleh Anda. Pilihan lain adalah ngobrol dengan bagian Human Resources Department (HRD) yang posisinya netral.
Di sisi lain, Nining juga menyarankan agar Anda tidak terburu-buru membuat keputusan besar. Misalnya, hanya karena bos tak juga mengirim Anda untuk training di luar negeri, Anda memutuskan untuk berhenti bekerja.
Sekalipun Anda nanti bekerja di perusahaan lain, tentu dengan atasan yang lain pula, jika Anda tetap mempertahankan sikap mudah ngambek ini, tetap saja Anda akan mengalami benturan yang sama. “Jadi, intinya, buang jauh-jauh sikap Anda yang mudah ngambek itu. Yah… sesekali kesal, sih, tidak apa-apa. Tapi, yang penting, Anda memahami bahwa mengungkapkan rasa kesal itu juga ada aturannya,” kata Nining, menegaskan.